Sekilas tidak ada yang aneh dari nama
Kampung tersebut. Namun ketika kita berkunjung ke kampung tersebut akan
nampak sebuah perkampungan yang berada di ujung Timur Kabupaten Subang
tepatnya di kecamatan Cipunagara suasana gersang yang diakibatkan
kurangnya pohon-pohon besar dan suhu rata-rata diatas 36 derajat
celicius. Bagi daerah yang berada di Pulau Jawa seharusnya
perkampungan tersebut memperoleh fasilitas pembangunan seperti di
daerah-daerah lain pada umumnya. Namun ironisnya pembangunan kurang terasa. Pengerasan jalan hanya satu kali
dilakukan itupun sudah hancur tidak berbekas. Pada saat daerah lain
memperoleh perbaikan jalan dengan pengaspalan, maka daerah ini hanya
memperoleh jatah sirtu ( Baca pasir dan batu). Bisa dibayangkan ketika
mobil atau motor melaju maka debu dari jalan sirtu tersebut akan
menutupi pandangan pengendara yang berada di belakangnya. Memang sungguh
disayangkan daerah yang sebetulnya menurut pandangan penulis
potensial untuk dikembangkan menjadi daerah penghasil padi dan mangga
ahirnya ditinggalkan oleh sebagian masyarakatnya untuk mengais rejeki ke
daerah lain.
Kalau pembaca
singgah di Depok atau berkunjung ke Depok atau bahkan tempat tinggalnya
di Depok akan menjumpai beberapa pedagang nasi goreng yang berasal dari
daerah Jambu. Bahkan yang di Bekasi dan Jakarta akan bertemu dengan
pedagang mainan keliling yang juga berasal dari dusun Jambu, begitupun
dibeberapa proyek kita juga akan menjumpai tukang-tukang bangunan yang
mungkin diantaranya berasal dari daerah ini. Begitulah pada ahirnya
Kampung Jambu ditinggalkan sebagian warganya untuk mencari rejeki di
perantauan. bisa dibayangkan kampung ini sepi karena yang ada hanya
orang-orang tua dan anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya ke Kota
lain serta beberapa keluarga yang tetap bertahan menggarap sawah tadah
hujan ( Bersawah apabila musim hujan saja).
Melihat
kondisi di atas tidak salah rasanya kalau kampung ini seolah
terlupakan. Mungkin karena jarak ke kota kabupaten subang terlalu jauh
26Km, melewati perkebunan kebun tebu Manyingsal seolah-olah kampung ini
lenyap dari peta kabupaten subang terisolir bahkan mungkin para pejabat
di atas ada yang tidak tahu bahwa 7 Km di ujung timur kecamatan
Cipunagara ada sebuah kampung yang saat ini mendambakan sebuah jalan
yang layak untuk dilalui dengan nyaman tidak berdebu dan tidak
berlubang apabila musim hujan. Keinginan hanya tinggal keinginan tapi
kenyataan sepertinya jauh dari harapan. Seandainya saja para pembaca dan
Petinggi Kabupaten Subang atau Propinsi Jawa Barat bisa merasakan
kegelisahan penulis mungkin akan berpikiran sama, Dusun Jambu berada Di
Jawa Barat, Propinsi paling dekat dengan pemerintahan pusat, dan juga
Kabupeten Subang daerah yang berbatasan dengan Ibu kota Propinsi
rasanya tidak layak memiliki jalan yang masih berdebu.
SUMBER : http://ummighia.blogspot.com/2011/09/dusun-jambu-kampung-yang-terlupakan.html